ARTIKEL UNGGULAN
COVID 19 DAN NUANSA RAMADHAN
- Get link
- Other Apps
By
KELUARGA MANDIRI
-
COVID 19 DAN NUANSA RAMADHAN
by ; Khairil Anwar
Setiap orang dan setiap insan dalam hidup ini mempunyai nuansa rasa dalam diri mereka masing masing, rasa yang mungkin hanya dia yang bisa membayangkannya ini tentang sebuah memori yang memang ditananamkan dalam diri manusia sejak awal penciptaannya, sehingga dengan kemampuan manusia yang diberikan kelebihan dari makhluk yang lainnya maka dengan medah dia menguasai apa yang ada disekitarnya, inilah yang penting dalam menciptakan nuansa berbeda dalam diri masing-masing manusia, ada orang yang mampu memutar kembali memorinya pada masa lalu sehingga tervisualisasikan masa-masa di mana masa lalu itu terjadi. Entah pada saat ia anak atau pada saat momen tertentu yang menciptakan perasaan haru, bahagia atau mungkin kesedihan.
Ramadhan kali ini tentu kita sebagai muslim menghadirkan ragam rasa kita yang berangkat dari aktif nya memori dalam otak dan fikiran kita sehingga yang terjadi adalah visualisasi tentang apa yang kita rasa baik hari ini ataupun apa yang yang kita rasa pada ,masa lalu dan kemudian system receptor dalam otak kita akan menganalisa dan membandingkan yang bermuara pada apakah sensasi ramadhan yang kita rasakan pada ramadahn kali ini sama atau kah berbeda, apakan vibrasi yang dimunculkan dalam tentunya energy dalam diri kita sama dengan vibrasi atau energy yanmg muncul dan kita rasakan pada ramadhan ramadhan sebelumnya.
Mari kita merenung sejenak dalam sisi energy ramadhan kali ini, ini adalah pengalaman batin dari penulis tentang rasa yang berangkat dari kontemplasi jika yang tentu melibatkan memori sebagai system sensori dalam otak, kemudian memunculkan energy yang kemudian memberikan makna yang jelas lewat rasa dari penulis rasakan. Baiklah, ramadhan, kita bicara tentang rasa dari suasana karena sejatinya ramadhan dalam konteks bulan tetaplah akan datang pada kita pada bentuki fisik tapi kita berbicara ramadhan dalam bentuk rasa karena ini yang penting, kenapa pada saat kita kecil setiap ramadhan tiba kita ingat hal hal yang khas dan terkadang kita tersenyum sendiri mengingatnya keusilan dan kenakalan kita bermain hingga lupa pulang. Kadang membuat jengkel sang ibu, tapi suasana ramadhan itu semua amazing, emua enjoyable semua riang. Pada saat kita kecil dan kanak kanak, kita riang sekali bermain,seolah rangkaian bulan ramadhan dari pagi sampai malam menjadi kehidupan yang sangat menyenangkan kita larut dalam bermain bersama anak anak yang lain.
Ini bisa berarti ramadhan dalam alkisah kita waktu kecil adalah ramadhan yang membahagiakan. Kita sejenak memplashback, mengulang kembali memori kita pada masa lalu dalam momentum ramadhan. Namun, tentu setiap orang mempunyai pengalaman rohani yang berbeda ketika memaknai ramadhan dalam konteks energy rasa, masyarakat desa tentunya berbeda dengan masyarakat perkotaan dalam menerjemahkan nuansa hati mereka pada momentum ramadhan. Begitu kaum miskin dan kaum kaya, kaum dhuafa dan anak yatim tentu mereka punya nuansa berbeda dengan kebanyakan kita dalam merasakan sensasi ramadhan.
Sekali lagi kita berbicara tentang rasa, kita cenderung melihat sesuatu pada perspektif kita apa yang kita lihat apa yang kita rasa adalah sesuatu yang tampak nyata dalam rasa dan indra kita, sehingga yang muncul sensasi itu kemudian berkembang lewat sikap kita dalam interaksi kita dengan orang lain. Namun, lagi dan lagi, persepektif itu nisbi sifatnya hanya pada rasa individu. Seperti kita mempunyai pengalaman yang berbeda tentang bulan ramadhan.
Saya pribadi, setiap menjalani ramadhan dalam perantauan tentu yang teringat adalah saat-saat bersama keluarga dikampung halaman; saat buka dan sahur menikmati masakan ibu yang khas dari pulau terpencil. Yang saya rasa tentu perasaan rindu yang hebat, ingin kembali ke masa itu, bermain di pantau ngabuburit bersama teman teman sesekali ke surau sekedar ngantri untuk mendapatkan jatah 1 porsi nasi ayam lengkap sebagai takjil dan setelah dapat pulanglah ke rumah membawa seporsi nasi ayam itu sebagai pelengkap dari menu buka puasa kami waktu itu. Setelah itu kami bermain lilin di malam hari sesekali petasan dan kembang api, jika ingat itu ada perasaan sesak dan rindu yang hebat, ingin rasa seketika ada di sana, di masa lalu itu, tapi. Inilah kehidupan setiap detiknya adalah sangat berharga karena ia takkan kembali lagi begitu kata warrant fuffet yang pengusaha terkenal.
Itulah yang saya rasakan setiap kali ramadhan itu datang, tentu seperti yang saya katakan bahwa ramadhan datang berwujud dalam dua sisi yang pertama sisi fisi seperti bulan-bulan yang lain, dia adalah bulan yang sesuai hukum yang Allah tentukan tentu dia akan datang kepada kita. Entah di antara kita dalam keadaan muda, tua, sakit, sehat atau telah tiada bulan ramadhan tetap datang kepada kita dalam hitungan bulan hijriah,kemudian dalam bentuk yang lain yaitu ramadhan dalam bentuk rasa dan sensasi, inilah yang diirindukan oleh setiap ummat muslim. Mereka rindu ramadhan karena mereka menyambut dengan rasa, sehingga yang muncul kemudian haru biru dengan ramadhan, ada yang menangis terharu, ada jauh sebelumnya sudah mempersiapkan diri dalam menyambut ramadhan yaitu dengan membiasan puasa senin-kamis dan membiasakan tilawah Alqur’an sehingga pada saat bulan ramadhan tiba mereka dengan suka ria membaca dan menghatamkan Alqur’an dan ada bnayak macam cara ummat islam mengekpresikan rindu mereka dengan Ramadhan.
Kini Ramadhan telah berada di tengah tengah kita dengan wujud yang sama sebagai salah satu bulan dalam hitungan miladiyah. Namun, datang dalam sensasi yang berbeda dari tahun tahun sebelumnya bahkan mungkin sepanjang tahun selama kita hidup. Sejak mewabahnya covid 19 di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya, sontak wajah wajah yang rindu itu berubah menjadi sesuatu yang mungkin sulit untuk menafsirkannya satu persatu dari wajah kaum muslimin yang tentu sejatinya memang selalu menunggu bulan ramadhan sebagai bulan spesial dari Allah untuk ummat ini.
BACA JUGA : Covid 19 dan Tantangan Dunia Pendidikan Berbasis Karakter
Namun ini berbeda, bulan ramadhan ini mungkin di antara kita ada yang menangis sejadi jadinya, menangis karena mereka tak bisa lagi datang ke mesjid untuk tarwih berjamaah, tadarrus, iktikaf, bahkan tak ada lagi nuansa interaksi sosial masyarakat relegius dalam bentuk buka puasa bersama dan tradisi ummat muslim Indonesia lainnya pada bulan ramadhan. Semua seketika terhenti, semua larut dalam tafakkur dengan rasa yang berbeda, jiwa yang rindu masjid, jiwa yang rindu memakmurkan mesjid, jiwa yang rindu tilawah Alqur’an di mesjid dan jiwa yang rindu kumpul bercengkrama dengan saudara muslimnya. Kali ini tak ada lgi semua harus kembali pada kesunyian, seperti sunyi dalam pengasingan, dan seperti sunyinya di dalam goa. Ini bukan karena kebetulan, inipun bukan lagi scenario manusia, ini adalah scenario Allah, karena Allah telah menegaskan dalam Alqu’an bahwa sebaik apapun sekenario yang manusia buat secanggih apapun manusia membuat scenario pada akhirnya sekenario Allah yang terjadi.
Poin yang paling penting dari semua ketidak berdayaan kita, dari tangis rindu kita pada ramadhan dalam wajah yang berbeda. Rindu kita yang tampaknya tidak menjadi wujud seperti wujud yang kita hrap tapi inilah cara Allah, kita seolah selalu digiring untuk menarik sejuta hikmah dari setiap detik ujian yang Allah hadapkan pada kita. Poin yang pertama, tetaplah kita pada jalan Allah, jika kita selalu pada jlan Allah hati kita akan bijak melihat dengan takaran hati yang benar tentang musibah ini. Pemerintah dan para ulama pun sudah bekerja dan akhirnya melahirkan sebuah solusi mungkin bukanlah solusi yang terbaik yang pernah ada tapi sebuah bentuk keputusan atau langkah yang mungkin inilah yang cocok buat kita pada saat ini. Seperti mana dalam kaedah fiqih dinyatakan’ Dar’ul mafasid wa jalbul masalih’ menolak kemudaratan lebih diutamakan dari pada mencari maslahat, artinya dalam kaedah fikih ditnyatakan’ idza gulibatil halau wal haraqmu gulibatil haram’ apabila bercampur yang halal dan haram di dalamnya maka yang dimenangkan oleh yang haram.
Dalam kasus covid 19 dan nuansa ramadhan 1441 H, tentu kita sejatinya ingin menyemarakkan ramadhan dengan cara dan tradisi kita khususnya muslim di Indonesia. namun covid 19 mempunyai dampak yang jauh lebih mematikan dari kasus-kasus yang terjadi saat ini. Wabah ini sifatnya menular dari manusia ke manusia dan virus ini semakin aktif penyebarannya ketika pada suatu kerumunan. Inilah yang menjadi esensi kenapa kita dihimbau untuk bekerja di rumah, beraktifitas di rumah dan beribadah di rumah, untuk menghentikan mata rantai dari virus covid 19 ini.
Allahua’lam
Wassalam
Mari kita merenung sejenak dalam sisi energy ramadhan kali ini, ini adalah pengalaman batin dari penulis tentang rasa yang berangkat dari kontemplasi jika yang tentu melibatkan memori sebagai system sensori dalam otak, kemudian memunculkan energy yang kemudian memberikan makna yang jelas lewat rasa dari penulis rasakan. Baiklah, ramadhan, kita bicara tentang rasa dari suasana karena sejatinya ramadhan dalam konteks bulan tetaplah akan datang pada kita pada bentuki fisik tapi kita berbicara ramadhan dalam bentuk rasa karena ini yang penting, kenapa pada saat kita kecil setiap ramadhan tiba kita ingat hal hal yang khas dan terkadang kita tersenyum sendiri mengingatnya keusilan dan kenakalan kita bermain hingga lupa pulang. Kadang membuat jengkel sang ibu, tapi suasana ramadhan itu semua amazing, emua enjoyable semua riang. Pada saat kita kecil dan kanak kanak, kita riang sekali bermain,seolah rangkaian bulan ramadhan dari pagi sampai malam menjadi kehidupan yang sangat menyenangkan kita larut dalam bermain bersama anak anak yang lain.
Ini bisa berarti ramadhan dalam alkisah kita waktu kecil adalah ramadhan yang membahagiakan. Kita sejenak memplashback, mengulang kembali memori kita pada masa lalu dalam momentum ramadhan. Namun, tentu setiap orang mempunyai pengalaman rohani yang berbeda ketika memaknai ramadhan dalam konteks energy rasa, masyarakat desa tentunya berbeda dengan masyarakat perkotaan dalam menerjemahkan nuansa hati mereka pada momentum ramadhan. Begitu kaum miskin dan kaum kaya, kaum dhuafa dan anak yatim tentu mereka punya nuansa berbeda dengan kebanyakan kita dalam merasakan sensasi ramadhan.
Sekali lagi kita berbicara tentang rasa, kita cenderung melihat sesuatu pada perspektif kita apa yang kita lihat apa yang kita rasa adalah sesuatu yang tampak nyata dalam rasa dan indra kita, sehingga yang muncul sensasi itu kemudian berkembang lewat sikap kita dalam interaksi kita dengan orang lain. Namun, lagi dan lagi, persepektif itu nisbi sifatnya hanya pada rasa individu. Seperti kita mempunyai pengalaman yang berbeda tentang bulan ramadhan.
Saya pribadi, setiap menjalani ramadhan dalam perantauan tentu yang teringat adalah saat-saat bersama keluarga dikampung halaman; saat buka dan sahur menikmati masakan ibu yang khas dari pulau terpencil. Yang saya rasa tentu perasaan rindu yang hebat, ingin kembali ke masa itu, bermain di pantau ngabuburit bersama teman teman sesekali ke surau sekedar ngantri untuk mendapatkan jatah 1 porsi nasi ayam lengkap sebagai takjil dan setelah dapat pulanglah ke rumah membawa seporsi nasi ayam itu sebagai pelengkap dari menu buka puasa kami waktu itu. Setelah itu kami bermain lilin di malam hari sesekali petasan dan kembang api, jika ingat itu ada perasaan sesak dan rindu yang hebat, ingin rasa seketika ada di sana, di masa lalu itu, tapi. Inilah kehidupan setiap detiknya adalah sangat berharga karena ia takkan kembali lagi begitu kata warrant fuffet yang pengusaha terkenal.
Itulah yang saya rasakan setiap kali ramadhan itu datang, tentu seperti yang saya katakan bahwa ramadhan datang berwujud dalam dua sisi yang pertama sisi fisi seperti bulan-bulan yang lain, dia adalah bulan yang sesuai hukum yang Allah tentukan tentu dia akan datang kepada kita. Entah di antara kita dalam keadaan muda, tua, sakit, sehat atau telah tiada bulan ramadhan tetap datang kepada kita dalam hitungan bulan hijriah,kemudian dalam bentuk yang lain yaitu ramadhan dalam bentuk rasa dan sensasi, inilah yang diirindukan oleh setiap ummat muslim. Mereka rindu ramadhan karena mereka menyambut dengan rasa, sehingga yang muncul kemudian haru biru dengan ramadhan, ada yang menangis terharu, ada jauh sebelumnya sudah mempersiapkan diri dalam menyambut ramadhan yaitu dengan membiasan puasa senin-kamis dan membiasakan tilawah Alqur’an sehingga pada saat bulan ramadhan tiba mereka dengan suka ria membaca dan menghatamkan Alqur’an dan ada bnayak macam cara ummat islam mengekpresikan rindu mereka dengan Ramadhan.
Kini Ramadhan telah berada di tengah tengah kita dengan wujud yang sama sebagai salah satu bulan dalam hitungan miladiyah. Namun, datang dalam sensasi yang berbeda dari tahun tahun sebelumnya bahkan mungkin sepanjang tahun selama kita hidup. Sejak mewabahnya covid 19 di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya, sontak wajah wajah yang rindu itu berubah menjadi sesuatu yang mungkin sulit untuk menafsirkannya satu persatu dari wajah kaum muslimin yang tentu sejatinya memang selalu menunggu bulan ramadhan sebagai bulan spesial dari Allah untuk ummat ini.
BACA JUGA : Covid 19 dan Tantangan Dunia Pendidikan Berbasis Karakter
Poin yang paling penting dari semua ketidak berdayaan kita, dari tangis rindu kita pada ramadhan dalam wajah yang berbeda. Rindu kita yang tampaknya tidak menjadi wujud seperti wujud yang kita hrap tapi inilah cara Allah, kita seolah selalu digiring untuk menarik sejuta hikmah dari setiap detik ujian yang Allah hadapkan pada kita. Poin yang pertama, tetaplah kita pada jalan Allah, jika kita selalu pada jlan Allah hati kita akan bijak melihat dengan takaran hati yang benar tentang musibah ini. Pemerintah dan para ulama pun sudah bekerja dan akhirnya melahirkan sebuah solusi mungkin bukanlah solusi yang terbaik yang pernah ada tapi sebuah bentuk keputusan atau langkah yang mungkin inilah yang cocok buat kita pada saat ini. Seperti mana dalam kaedah fiqih dinyatakan’ Dar’ul mafasid wa jalbul masalih’ menolak kemudaratan lebih diutamakan dari pada mencari maslahat, artinya dalam kaedah fikih ditnyatakan’ idza gulibatil halau wal haraqmu gulibatil haram’ apabila bercampur yang halal dan haram di dalamnya maka yang dimenangkan oleh yang haram.
Dalam kasus covid 19 dan nuansa ramadhan 1441 H, tentu kita sejatinya ingin menyemarakkan ramadhan dengan cara dan tradisi kita khususnya muslim di Indonesia. namun covid 19 mempunyai dampak yang jauh lebih mematikan dari kasus-kasus yang terjadi saat ini. Wabah ini sifatnya menular dari manusia ke manusia dan virus ini semakin aktif penyebarannya ketika pada suatu kerumunan. Inilah yang menjadi esensi kenapa kita dihimbau untuk bekerja di rumah, beraktifitas di rumah dan beribadah di rumah, untuk menghentikan mata rantai dari virus covid 19 ini.
Allahua’lam
Wassalam
- Get link
- Other Apps
Popular posts from this blog
Peringatan Politik Ibn Taimiyah Syekhul Islam - Negara Dzalim tidak didukung meski orang Mukmin
By
KELUARGA MANDIRI
-
EDISI : Terjemahan Peringatan Politik Ibn Taimiyah Syekhul Islam Negara Dzalim tidak didukung meski orang Mukmin Syekh al-Islam Abu al-Abbas, Ahmad Ibn al-Syekh, imam dan ulama Shihab al-Din Abd al-Halim, putra Syekh al-Imam Majd al-Din Abi al-Barakat Abd al-Salam Ibn Taymiyyah, semoga Tuhan kasihanilah dia, berkata: Segala puji bagi Allah, kami memohon pertolongan-Nya, kami memohon petunjuk-Nya, kami memohon ampunan-Nya dan bertobat kepada-Nya, dan kami berlindung kepada Allah dari keburukan diri kami sendiri dan keburukan amalan kami. , dan orang yang menyesatkan tidak memberi petunjuk kepadanya. Dan kami bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah yang tunggal, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan kami bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, Dia mengutusnya sebelum Kiamat sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan seruan kepada Allah. dengan izin-Nya dan pelita yang bersinar, dengan telinga yang tuli dan hati yang tidak bersunat, ia menyampaikan risalah, menuna
Hadis tentang Larangan Menyiksa Hewan
By
KELUARGA MANDIRI
-
LARANGAN MENYIKSA HEWAN TANPA HAK DAN PERINTAH MEMBUNUH HEWAN YANG BERBAHAYA by : Zaharuddin Dalam sebuah hadis dari kitan al-Nasaiy yang berbunyi : ( Klik Gambar - Teks Lebih Jelas ) Terlihat sangat jelas dalam teks hadis di atas, bilamana seseorang membunuh seekor burung tanpa ada tujuan tertentu untuk dimanfaatkan maka itu merupakan sebuah tidakan yang akan dimintai pertanggung jawabnnya di sisi Allah. Jika melihat teks " Saalallahu " Allah akan memintai pertanggung jawabannya, sebagaimana dalam kitan faidh al-Qadir mengenai hadis ini bahwa kata itu dipahami sebagai sebuah hukuman, siksaan di hari kemudian. Manusia hidup di muka bumi tidak seorang diri melainkan bersama makhluk ciptaan Allah lainnya seperti tumbuh-tumbuhan dan hewan. Semua mempunyai peran dalam kehidupannya masing-masing. Olehnya itu, semua makhluk dituntut untuk hidup damai dan saling memberi manfaat. Manusia dan hewan bisa mempunyai hubungan erat layaknya seorang teman
DEFENISI DAN HUKUM MAF'UL BIH
By
KELUARGA MANDIRI
-
Bunga Imitasi, Cara Percantik Rumah
By
KELUARGA MANDIRI
-
Bunga Imitasi, Cara Percantik Rumah Life Style dalam motivasi ibadah kali ini memberi apresiasi tertulis bagi jiwa kreatif yang terus produktif. Aktifitasnya mampu memberi solusi dan membantu sebagian kalangan. Bunga, sering dijadikan sebagai hiasan banyak orang karena ia mampu memberi nilai positif tersendiri saat terpajang di suatu tempat. Tentunya, ia akan memiliki harga rupiah (Indonesia Rupiah) karena suasana cantik yang dihasilkan saat memajang bunga hias itu. Takkala hebohnya, bila bunga hias ini dilirik oleh orang yang memang memiliki hobby dan kesukaan dalam mendekor, merangkai helai dan daun yang cocok, menata ruang dan tempat yang cocok di hias dengan bunga. Maka ia akan familiar dan terkenal dengan keelokannya karena di tata oleh orang tepat. Sehingga, jangan heran bila ia memiliki harga yang lumayan cantik juga.. Bunga hias, sebagian memilih yang hidup dan sebagian juga memilih yang imitasi (hias tidak hidup). Masing masing memiliki alasan tersendiri dan mungkin
VIRAL ! Saktinya Ida Dayak luruskan Tulang bengkok, Tuai Ribuan Komentar
By
KELUARGA MANDIRI
-
VIRAL ! Saktinya Ida Dayak luruskan Tulang bengkok, Tuai Ribuan Komentar Orang paham bahwa kesehatan itu penting, terkecuali bagi mereka yang belum bisa membedakan antara yang baik dan yang jelek. Seperti halnya bagi anak anak yang terkadang tidak peduli arti sakit bagi diri mereka, dan lebih parah lagi bagi balita yang sering memasukkan apa saja di dalam mulutnya walau bukan makanan. Di mana yang pada nantinya menjadi penyeban sakit bagi si anak atau balita. Kesehatan tubuh sangat terasa manfaatnya bila seseorang sudah terpapar sakit. Pasalnya bahwa banyak aktifitas yang tidak bisa di lakukannya saat ia sakit sehingga jauh berbeda saat mereka sehat sehat saja. Seperti halnya bagi orang kuat main bola, angkat besi atau olah raga lainnya, dengan sangat lincahnya mereka menyelesaikan olah raga tersebut, berbeda ketika mereka sedang keseleo, patah tulang, bengkak, tulang bengkok, nyeri otot, cedera engkel dan lain sebagainya, tentunya tidak bisa berolah raga dengan baik, bahkan menur
Corona Covid 19 Ajang Renungan Introspeksi Giat beribadah
By
KELUARGA MANDIRI
-
RENUNGAN IBADAH ATAS KORONA COVID 19 by ; Zaharuddin Ya Allah, Hamba-Mu sudah bertanya-tanya " Kapan virus corona Berakhir ? " 'ketahuilah : Pertolongan Allah sudah dekat dan akan segera tiba ' Ada banyak Makhluk Allah di Alam semesta ini, baik yang tampak maupun yang tak terlihat langsung oleh mata. Mulai hal yang palng besar hingga paling kecil, terdapat berbagai macam bentuk mereka dan tentunya memiliki tujuan tertentu yang meski masih banyak yang tidak diketahun manfaat dan bahayanya. Salah satunya adalah munculnya makhluk kecil di penghujung 2019 sekitaran Pertengahan November di Negara Cina tepatnya di kota Wuhan yang distilahkan saat ini adalah Corona covid19 yang sudah mewabah dan mencapai status pandemi karena menjangkit lebih dari 1, 2 juta jiwa skala internasional (detik.com PERKEMBANGAN VIRUS CORONA, Update 6 April 2020 pukul 15.50 WIB ) Sampai saat ini, makhluk kecil ini memporak-porandakan kehidupan d
Power of Word - RAHASIA DIBALIK UCAPAN
By
KELUARGA MANDIRI
-
By. Khairil Anwar "Jangan ucapkan apa yang anda tak inginkan terjadi - tapi ucapkanlah apa yang ingin terjadi dalam hidup anda” Begitu kuatnya sebuah kata kata dalam kehidupan kita sehingga ia menjadi sesuatu yang 2 di sisi kehidupan kita. Bisa menjadi pemantik atau penyemangat, menciptakan sebuah energy yang luar biasa dalam kehidupan seseorang namun pada satu sisi kata-kata akan menjadi sesuatu yang justru akan membuat kondisi seseorang berada dalam kondisi yang terkungkung dalam penderitaan yang panjang. Dalam tulisan ini kita akan membahas terlepas dari kata-kata apa yang akan kita ucapkan dan kita akan keluarkan dalam alam realitas kita. Tapi tentang substansi dari sikap atau tanggung jawab kita tentang kata kata yang akan kita keluarkan, karena semua yang terkait dengan kata-kata yang kita ucapkan mempunyai keterikatan mutlak dengan perasaan kita saat kita mengeluarkan sebuah kata-kata, karena alam realitas tak melihat apakah kata-kata itu meng
CONTOH MUKJIZAT AL-QUR'AN
By
KELUARGA MANDIRI
-
MUKJIZAT AL-QUR'AN by : Zaharuddin Assalamu Alaikum Wr. Wb. Mukjizat adalah berasal dari bahasa Arab yaitu A'jaza yang bisa berarti melemahkan, menjadikan sesuatu tidak mampu menandinginya. Jika dikaitkan dengan kehidupan kenabian maka mukjizat ini tentang kelebihan dan keistimewaan seorang Nabi dan tak satupun manusia yang bisa menandinginya. Sebagai contoh adalah Mukjizat al-Qur'an yang tak satupun yang bisa melampaui keistimewaan dari al-Qur'an. APA ITU MUKJIZAT ? Bapak Qurais shihab menyebutkan bahwa peristiwa yang luar biasa pada seorang Nabi yang membuktikan kenabiannya saat di tantang orang lain dan tidak dapat melawannya. Mukjizat al-Qur'an bukan berarti untuk melemahkan manusia, akan tetapi dia datang sebagai petunjuk atas kebenarannya dan Rasul yang membawanya. Kita dapat melihat ciri ciri atau aspek sebuah mukjizat, di antarnya seperti : 1. Kejadian Luar Biasa Maksudnya adalah sesuatu yang terjadi di luar dari jangkaua
Cara Mengontrol Niat Positif dan Mindset sebagai Motivasi Ibadah
By
KELUARGA MANDIRI
-
MOTIVASI IBADAH - Mengontrol Mindset dan Niat Positif by; Zaharuddin "Kadang orang menjadi mulia karena adabnya di tengah kita-sekalipun dari keturunan rendah" (Abu al-'Itahiyyah / W. 211H - Balagatul Hukama by. Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A) Assalamu Alaikum Wr. Wb. Segala fuji bagi Allah beserta dengan segala nikmatnya yang telah diberikan kepada kita semua, serta salawat dan taslim kepada baginda Rasulullah Saw yang telah membawakan nikmat agama islam yang mulia sebagai pedoman jalan lurus menuju hari kemudian. Sebagai lanjutan dari materi sebelumnya dan video pada channel kami, yaitu mengebai kondisi sosial millennial di era abad 20-an. Di mana banyak orang yang masih menganggap remeh pesan agama khususnya agama islam dengan mengabaikan dan tidak melaksanakan perintah kewajiban dan menerobos lampu merah larangan Agama. akibat dari pada itu, terjadi banyak pembegalan, pencurian, perjudian bahkan hal yang sangat mendasar pun seperti
HADIS TENTANG KESEHATAN DAN WAKTU LUANG
By
KELUARGA MANDIRI
-
KESEHATAN DAN KESEMPATAN SERING TERLUPAKAN by : Zaharuddin "Bergegaslah Menggunakan Kesempatan dan Waspadalah akan berlalunya dengan Percuma- Pencapaian Kejayaan karena Kesempatan digunakan dengan Baik" (Mahmud Sami Basya / W. 1322 H - Balagatul Hukama by. Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A) Assalamu Alaikum Wr. Wb. Syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga masih bisa berjumpa di saat ini. Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad Saw yang telah membawa manusia dari zona kegelapan menuju terang benderang cahaya agama islam. Di awal tahun 2020 ini, dunia di landa hal yang sangat meresahkan dan membahyakan bahkan mematikan. hal itu adalah wabah virus corona covid 19. ini adalah sebuah virus yang menurut dugaan yang paling kuat dari peneliti bahwa makhluk ini berasal dari hewan eksotis yang tidak lazim di makan orang khalayak umum. Seperti halnya pada
Comments
Post a Comment