ARTIKEL UNGGULAN

Puasa Syawal Berurutan atau Tidak ?

PUASA SYAWAL
by : Zaharuddin

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
   
         Sungguh perjuangan yang luar biasa, kita telah melalui bulan Ramadhan dengan sebuah peperangan dalam melawan hawa nafsu, godaan syaithan, dan perbuatan negatif lainnya, demi melatih diri kita menjadi individu yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

        Suatu kesyukuran tak terhingga terhadap kebesaran Yang Maha Kuasa yang telah memberikan umur yang panjang sehingga masih bisa menyaksikan dan beribadah dalam bulan Ramadhan 1441 H. Kami doakan kepada seluruh pengunjung motivasiibadah.com agar Ramadhan kali ini adalah Ramadhan yang paling berarti, ibadah kita yang paling maqbul. Meski demikian, kita tetap berharap bisa tetap hadir pada bulan Ramadhan berikutnya untuk melakukan yang lebih baik pada Ramadhan kali ini. Amin ya Rabbal 'Aalamiin

       Terkadang kita merasa bahwa apa betul puasa kita tidak hampa dalam bulan-bulan Ramadhan? Sehingga hanya lapar dan haus yang kita peroleh. Sepertinya, 1 bulan dengan jumlah 30 hari tidak begitu cukup dalam melatih diri ini menjadi orang yang bertakwa. Dengan sifat kemunafikan yang terus menggoda dalam diri kita, sehingga selain bulan Ramadhan, al-Qur'an jarang lagi dibaca , shalat jama'ah pun entah kapan lagi ke mesjid, apalagi jika hanya puasa sunat di hari senin dan kamis, mungkin itu tidak lagi penting dalam meneruskan manfaat besar dari bulan Ramadhan.

        Saya ingin mengutip sebuah hadis dari Imam Muslim mengenai puasa di luar bulan Ramadhan  yakni puasa di bulan syawal.

( Klik Gambar - Teks Lebih Jelas )

        Hadis di atas memberikan informasi kepada kita bahwasanya ada puasa yang disunnatkan oleh Nabi selepas melaksanakan puasa Ramadhan. Puasa tersebut adalah puasa di bulan Syawal. Jumlahnya hanya 6 hari dan pendapat ulama mengatakan bahwa tidak mesti harus dilakukan berturut-turut , selama dilaksanakan pada bulan Syawal maka ia akan terhitung dalam 6 hari tersebut. Selepas bulan Ramadhan bukan berarti tidak memiliki lagi perintah untuk melaksanakan puasa. Walau puasa Syawal ini tidak wajib seperti puasa dalam bulan Ramadhan, namun memiliki keistimewaan dan kelebihan tersendiri bagi orang yang melaksanakan puasa Syawal 6 hari selepas bulan Ramadhan.

        Kelebihan yang dimaksudkan adalah sebagaimana dalam terjemahan hadis pada teks di atas bahwa "seolah-olah berpuasa sepanjang masa". Dari teks tersebut dipahami bahwa orang yang berpuasa Ramadhan kemudian melanjutkannya 6 hari di bulan Syawal maka ia bagaikan berpuasa sepanjang masa. Sepanjang masa dalam hal ini seumur hidup, atau masa yang dimaksudkan adalah waktu yang ada di dunia, yakni kita hanya memiliki 1 tahun atau 360 hari yang terus berputar dari tanggal 1 Muharram dan kembali lagi 1 Muharram setelah 360 hari. Jadi seumur hidup atau hanya 1 tahun?

Dalam hadis yang lain dikatakan:

( Klik Gambar - Teks Lebih Jelas )

      Dari hadis ini dikatakan bahwa 6 hari yang dimaksudkan adalah bagaikan berpuasa bila ia berpuasa selama 1 tahun penuh. Dapat juga dilihat dalam sebuah komentar perawi hadis dalam kitab al-Turmudziy sebagaimana berikut :

( Klik Gambar - Teks Lebih Jelas )

APAKAH MELAKUKAN PUASA LAIN YANG BUKAN MERUPAKAN NIAT PUASA SYAWAL TETAP DIKATAKAN PUASA SYAWAL ?

      Seperti halnya puasa qadha yang tertinggal dalam bulan Ramadhan dan dilakukan dalam bulan Syawal maka ia mendapatkan pahala puasa Syawal bagaikan berpuasa selama 1 tahun penuh ?

      Menurut berbagai informasi , apakah berita Islami atau berasal dari ulama cendekia mengatakan bahwa melakukan puasa seperti puasa senin-kamis, pada bulan Syawal sebagaimana digambarkan dalam hadis bahwa bagaikan berpuasa 1 tahun penuh. Anda dapat melihat pendapat ini juga dalam NU ONLINE dalam judul "Bolehkah Niat Qadha Puasa Ramadhan Sekaligus Puasa Syawal ?"

Hanya saja, terkait dengan puasa qadha yang yang merupakan kewajiban pengganti pada ramadhan bahwa ada ulama yang memakruhkan puasa syawal sebelum menyelesaikan kewajiban. Darisini dapat dipahami bahwa puasa qadha diluar dari niat puasa sunnat syawal. Sementara ulama sepakat kalau puasa syawal ini adalah puasa sunnat. Secara dsahirnya, ia telah berpuasa pada bulan syawal, karena ini adalah puasa wajib, maka tidak ditemukan ulama yang berpendapat bahwa ia juga memperoleh pahala bulan syawal. Anda juga dapat melihat pada wartakota live terkait niat puasa qadha ramadhan di bulan syawal.

MAKNA 1 TAHUN PENUH ?

        Dari paragraf-paragraf di atas bahwasanya ada kelebihan bagaikan berpuasa 1 bulan penuh bagi orang yang berpuasa 6 hari di bulan Syawal. Hadis tersebut di atas telah dijelaskan dalam banyak kitab syarah hadis, salah satu di antaranya adalah syarah Imam al-Nawawiy, sebagaimana berikut:

( Klik Gambar - Teks Lebih Jelas )

        Dari penjelasan di atas, Imam al-Nawawy menjelaskan bahwa mazhab al-Syafi'iy, Imam Ahmad, dan Abu Daud sepakat bahwasanya ini adalah ibadah puasa sunnah. Sementara Imam Malik sendiri memakruhkannya karena menurut pendapat beliau tidak pernah dikerjakan oleh orang ahlul ilmi.

        Pada kalimat selanjutnya Imam al-Nawawiy mengatakan kalau para sahabat kami berkata bahwa yang paling afdhalnya adalah agar berpuasa 6 hari secara berturut-turut selepas idul fitri. Namun, jika ada yang memisahkannya (tidak berturut-turut), apakah itu di awal Syawal atau pun mentakhirkannya pada akhir bulan Syawal maka akan tetap mendapatkan kelebihan itu (bagaikan puasa 1 tahun) karena ia telah mengikuti anjuran umum yang diyakini 6 hari dalam bulan Syawal.

         Menurut pendapat ulama yang penulis pahami dari isi kandungan dalam gambar syarah hadis di atas bahwa maksud "bagaikan puasa 1 tahun" itu dengan berlandaskan atas "1 kebaikan bagaikan 10 kebaikan". Maka dikatakanlah ia berpuasa Ramadhan selama 10 bulan dan ditambah dengan syawal yang melengkapi 2 bulannya, maka jadilah 12 bulan.

         Jika ingin diurai, orang yang berpuasa Syawal seperti dikalikan 10, maka puasanya yang 30 hari dalam 1 bulan Ramadhan itu akan dinilai seperti 10 bulan yaitu 300 hari. Plus ditambah dengan 6 hari Syawal menjadi seperti 60 hari (2 bulan). Maka 300 + 60 hari sama dengan 360 hari dalam hal ini 1 tahun. Itu yang saya pahami dari penjelasan Imam al-Nawawy di atas mengenai kelebihan Syawal "bagaikan berpuasa 1 tahun".

Berkaitan dengan 1 kebaikan dan akan dibalas 10 kebaikan oleh Allah, dapat dilihat pada kutipan hadis riwayat dari imam Muslim yang merupakan firman Allah yang diucapan Nabi tapi tidak ada dalam al-Qur'an atau dengan kata lain hadis Qudsiy, berikut ini :

( Klik Gambar - Teks Lebih Jelas )

ARTIKEL TERKAIT : Nilai Pahala Kebaikan dan Balasan Keburukan dalam Hadis

         Pendapat ini juga setara dengan apa yang dikatakan oleh Ibn al-Jauzy (Abu al-Farj Abdurrahman ibn al-Jauzy) dalam kitab Kasyful Musykil Min Hadis al-Shahihain, sebagaimana berikut:

( Klik Gambar - Teks Lebih Jelas )

         Kedua pendapat di atas sepertinya tidak jauh berbeda yang memahami bahwa bagaikan puasa 360 hari karena dasar 1 kebaikan itu seperti 10 kebaikan.

PEMAHAMAN LAIN TERHADAP HADIS DAN SYARAHNYA

        Dikatakan bahwa orang yang berpuasa Ramadhan 30 hari lantas berpuasa 6 hari di bulan Syawal maka ia berhak mendapatkan kelebihan "bagaikan berpuasa 360 hari". Dalam artian berlaku kepada orang yang puasa Ramadhannya full sebanyak 30 hari. Maka hitungannya akan cocok dan pas berdasarkan hitungan di atas.

        Maka bila ia tidak berpuasa full, alias memiliki qadha kemungkinan penyebabnya karena ada udzur seperti haid. Maka ada ulama yang tidak menganjurkannya puasa Syawal sebelum menyelesaikan kewajibannya. Jika dilogikakan maka hitungannya memang tidak sampai pada 360 hari. Karena 1 atau 2 dari puasa Ramadhannya bolong. Bahkan ada ulama yang memakruhkannya bila meninggalkan puasa Ramadhan tanpa sebuah udzur (sengaja meninggalkan / membatalkan puasa Ramadhan) kemudian ingin berpuasa Syawal.

Waktu Memulai Pelaksanaan Puasa Syawal

Setelah mencari informasi penguat terkait dalil tentang pelaksanaan puasa syawal, maka dari sisi pribadi penulis belum ditemukan dalil kapan waktu memulai. Hanya saja, dalam hadis di atas, ada yang mengatakan bahwa bisa di awal dan bisa juga di akhir bulan syawal. Mungkin saja ini berarti bahwa selepas shalat idul fitri di tanggal 1 yang merupakan larangan berpuasa dalam hari raya, maka di awal bulan syawal yakni tanggal 2 sudah boleh niat puasa syawal.

Di sisi lain, jika melihat waktu silaturrahim di banyak territori untuk saling menjenguk antar sanak kerabat tentunya dengan hidangan kue, ketupat, dan berbagai macam hidangan lainnya. Maka untuk menghargai orang yang menghidangkannya maka mungkin dengan mencicipinya alias tidak berpuasa dulu. Hanya saja, berdasarkan pandangan dari UAS Ustad Abdul Somad bahwasannya puasa syawal itu lebih baik bila disegerakan, sebagai mana di baca dalam detik dot com dalam gambar berikut :

( Klik Gambar - Teks Lebih Jelas )

Dalam judul "Puasa Syawal Kapan Sebaiknya di lakukan ? ini Saran ustas abdul somad" bahwa demi menjaga dan melestarikan kebaikan yang didapat dalam bulan ramadhan maka puasa syawal bisa segera dilaksanakan selepas idul fitri. Jadi tidak serta merta menahan makan dan minum di bulan ramadhan dan tidak bisa mengontrol diri dalam makanan pada bulan syawal yang menurut beliau bagaikan kuda lepas dari kandang. (Sumber : dari detik.com "Puasa Syawal Kapan Sebaiknya di lakukan ? ini Saran ustas abdul somad" ).

Karena memang makan dengan berlebihan itu tidak baik untuk kesehatan. Mungkin ini salah satu hikmah yang dapat diperoleh saat puasa syawal.

Saya kira cukup sekian dulu yang sempat saya paparkan pada pertemuan kali ini tentang puasa Syawal. Jika ada benarnya silahkan dimanfaatkan dan jika salah atau khilaf maka biarlah kami perbaiki.

Sekian,
Wassalam...

Comments

Popular posts from this blog

Peringatan Politik Ibn Taimiyah Syekhul Islam - Negara Dzalim tidak didukung meski orang Mukmin

Hadis tentang Larangan Menyiksa Hewan

Bunga Imitasi, Cara Percantik Rumah

Corona Covid 19 Ajang Renungan Introspeksi Giat beribadah

Power of Word - RAHASIA DIBALIK UCAPAN

CONTOH MUKJIZAT AL-QUR'AN

VIRAL ! Saktinya Ida Dayak luruskan Tulang bengkok, Tuai Ribuan Komentar

Cara Mengontrol Niat Positif dan Mindset sebagai Motivasi Ibadah

HADIS TENTANG KESEHATAN DAN WAKTU LUANG